Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan” (Q.s. Al-Furqan: 23).
Siapapun kiranya tidak berharap dirinya melakukan sesuatu yang sia-sia. Pasti berharap ada hasil yang baik. Namun kadangkala sebahagian orang terjebak dalam melakukan perbuatan yang sia-sia seumur hidupnya, kerana kelalaian. Kelalaian juga bisa merambah kawasan ibadah atau amalan kebaikan, sehingga tidak ada makna dan hasilnyatidak ada lain kecuali rasa lelah.
Sia-sianya suatu amalan seseorang, menurut Rasulullah, adalah bila dilakukan dengan niat yang bukan ikhlas kerana Allah. Memang sulit mengukur ikhlas tidaknya niat seseorang , tapi biasanya niat akan memberi kesan baik pada perilaku seseorang. Bila seseorang ikhlas melaksanakan sembahyang, maka ia akan sentiasa terlihat seperti baru saja bertemu dengan Allah. Ia baru saja bertemu dengan Sang Pengingat untuk sentiasa hidup baik dan bermanfaat, menjaga silaturrahim, menjauhi, mencegah kejahatan, dan sebagainya.
Ada ketulusan ketika mengucapkan, “(Ya Allah) Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan (yang telah ditempuh oleh) orang-orang yang engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Engkau beri azab dan orang-orang sesat“ (Q.s. Al-Fatihah: 6-7). Ucapan ini meresap ke seluruh tubuh, menggetarkan sanubari.
Namun tidak demikian dengan orang-orang yang tidak ikhlas. Setiap ibadah yang dilakukannya, jika ada, tidak memberi kesan positif kepada perilakunya. Sembahyang hanya di atas sajadah. Setapak di luar sajadah, perilakunya sudah berubah. Itulah tanda-tanda amalan yang tak ikhlas dan tentunya sia-sia
Siapapun kiranya tidak berharap dirinya melakukan sesuatu yang sia-sia. Pasti berharap ada hasil yang baik. Namun kadangkala sebahagian orang terjebak dalam melakukan perbuatan yang sia-sia seumur hidupnya, kerana kelalaian. Kelalaian juga bisa merambah kawasan ibadah atau amalan kebaikan, sehingga tidak ada makna dan hasilnyatidak ada lain kecuali rasa lelah.
Sia-sianya suatu amalan seseorang, menurut Rasulullah, adalah bila dilakukan dengan niat yang bukan ikhlas kerana Allah. Memang sulit mengukur ikhlas tidaknya niat seseorang , tapi biasanya niat akan memberi kesan baik pada perilaku seseorang. Bila seseorang ikhlas melaksanakan sembahyang, maka ia akan sentiasa terlihat seperti baru saja bertemu dengan Allah. Ia baru saja bertemu dengan Sang Pengingat untuk sentiasa hidup baik dan bermanfaat, menjaga silaturrahim, menjauhi, mencegah kejahatan, dan sebagainya.
Ada ketulusan ketika mengucapkan, “(Ya Allah) Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan (yang telah ditempuh oleh) orang-orang yang engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Engkau beri azab dan orang-orang sesat“ (Q.s. Al-Fatihah: 6-7). Ucapan ini meresap ke seluruh tubuh, menggetarkan sanubari.
Namun tidak demikian dengan orang-orang yang tidak ikhlas. Setiap ibadah yang dilakukannya, jika ada, tidak memberi kesan positif kepada perilakunya. Sembahyang hanya di atas sajadah. Setapak di luar sajadah, perilakunya sudah berubah. Itulah tanda-tanda amalan yang tak ikhlas dan tentunya sia-sia
0 ulasan:
Catat Ulasan